A. Pengertian Model Konsep Keperawatan
Model konseptual didefinisikan sebagai kumpulan konsep yang umum dan abstrak dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu. Secara luas menggambarkan konsep tersebut yang secara umum dan abstrak berhubungan dengan dua atau lebih konsep. Model konseptual memberikan perspektif atau kerangka kerja sebagai pola pikir kritis dan acuan dalam membuat keputusan bagi perawat (Tomey and Alligood, 2010).
Model konseptual digunakan sebagai kerangka konsep kerja yang mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan. Model konseptual biasanya dikembangkan melalui tiga tahap yaitu konseptual / formulasi, formalisasi model dan validasi, prosesnya dapat dilakukan secara empiris atau intuitif, deduktif atau induktif.
Model konseptual menggambarkan asumsi, keyakinan, nilai dari pengembang model terhadap fenomena yang diamati. Model konseptual terdiri dari enam unit yaitu apa tujuan keperawatan, bagaimana konseptualisasi klien, apa peran sosial perawat, apa masalah/kesukaran sumber, apa intervensi yang dilakukan dan konsekuensi yang diinginkan (Peterson & Bredow, 2004).
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu :
1. Konsep pertama manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik.
2. Konsep kedua lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu.
3. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.
4. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
B. Macam-macam Teori Model Konsep Keperawatan
1. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale
Florence Nigtingale merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya. Manusia merupakan kesatuan fisik, intelektual, dan metafisik yang lengkap dan berpotensi. Pengertian sehat sendiri adalah suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan menggunakan kekuatan yang ada secara penuh. Sedangkan Florence memandang bahwa lingkungan adalah suatu kondisi eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang. Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan. Orientasi pemberian asuhan keperawatan / tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate, dimulai dari pengumpulan data, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
2. Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari:
Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
Helicy : Terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.
3. Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Intervensi keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan. Sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi diantaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
4. Model Konsep Teori Keperawatan Virginia Henderson (Teori Henderson)
Virginia henderson mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Menurut Henderson tujuan asuhan keperawatan adalah kemandirian individu dalam pemuasan kebutuhan dasar manusia. Klien atau individu adalah manusia yang utuh, lengkap dan mandiri yang mempunyai kebutuhan dasar. Peran perawat di sini adalah mempertahankan atau memulihkan kemandirian individu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Masalah yang dihadapi dalam pemenuhan dasar manusia adalah tidak adanya atau kurangnya kekuatan / kemampuan, kemauan atau pengetahuan. Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Activities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang
merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut.
• Bernapas secara normal
• Minum dengan cukup
• Membuang kotoran tubuh
• Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
• Tidur dan istirahat
• Memilih pakaian yang sesuai
• Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal
• Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integument
• Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
• Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, pendapat
• Beribadah sesuai dengan keyakinan
• Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi,
• Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi,
• Belajar mengetahui perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan
satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan
satu kesatuan (unit). Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
• Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
• Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
• Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
5. Model Konseptual Perawatan Diri dari f. Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Teori orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan diri, system perawatan berorientasi pada individu-individu (klien) dianggap sebagai penerimaan asuhan keperawatan yang utama. Perawat juga membantu memberi perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai individu dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983).
Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya:
• Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi:
Pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
Kedua, self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosio kultural, kesehatan dan lain-lain.
Ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
Keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan ke dalam kebutuhan dasar manusianya.
• Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
• Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri, kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.
6. Model kosep teori human caringmenurut Jean Watson (Teori Watson)
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya:
• Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
• Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual.
• Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi.
• Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
• Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
• Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
• Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga.
• Respons asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
• Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
7. Model Konsep interaksi sistem menurut Imogene King (Teori King)
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Menurut King, sistem personal merupakan system terbuka dimana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial, sesuai dengan situasi yang ada.
Melalui dasar sistem tersebut, King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu: a) Informasi kesehatan, b) Pencegah penyakit, c) Kebutuhan terhadap perawat Ketika sakit.
8. Model teori Adaptasi dari Sister Calista Roy (Teori Roy)
Roy mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak efektif, merusak integritas individu tersebut. Masalah teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam menipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti yang penting dalam kesehatan.
Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
• Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan menjadi landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih spesifik Roy berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.
• Elemen Manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
• Elemen Lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
• Elemen Sehat
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada makhluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi
individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, yaitu :
Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.
Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.
Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta :EGC
Budiono, Sumirah Budi P. (2015). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Bumi Medika
Geoger, Julia B. (1990). Nursing Theories. Appleton and Lange.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengamtar Konsep Dasar Keperawatan, ed.2 Jakarta: Salemba Medika
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik,ed.7.Vol.1. Jakarta :EGC
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan:Konsep dan Praktik, Jakarta : Salemba Medika
0 Comments
Post a Comment